Senin, 06 Juli 2015

My Lecture

Dosen saya bernama Mr. Budianto Hamuddin, dia salah satu dosen di Universitas Lancang Kuning atau biasa di sebut UNILAK. Dia adalah seorang dosen yang ramah, murah senyum dan begitu penyayang pada anak-anak. Dia juga salah satu dosen yang begitu di senangi oleh mahasiswa, karna dia selalu memberi memotivasi kepada mahasiswanya untuk lebih baik lagi dan lebih pintar. Saya adalah salah satu mahaiswanya, belajar dengan pak budi ini ada rasa takut, ada rasa senang dan ada juga rasa kesalnya.


Pertama saya masuk belajar sama pak budi itu di mata kuliah MORPOLOGY AND SINTAX, di smester empat. Dulu saya pernah mengis karna persentasi saya di kelas jlek, mungkin itu salah saya karna saya tak menguasai bahan persentasi saya dengan baik. Dibeberpa mata kuliah selanjutnya saya selalu bermasalah dengan mata kuliah pak budi, entah kenpa, saya juga tak tau,,...Terkadang saya selalu merasa sedih, meskipun saya selalu berusaha untuk bisa hadir di mata kuliah pak budi dan berusaha untuk buat tugas dengan sebaik-baik mungkin, tapi akhir smester saya selalu bermasalah dengan mata kuliah yang saya ambil sama pak budi.

Menurut saya pak budi itu orang yang enjoy, namun terkadang juga bikin kesal. Karna saya selalu bermasalah dengannya di akhir smester. Pak budi sebenarnya baik, tapi saya merasa sangat sulit untuk mendapat nilai yang bagus dengannya. Ntah karna apa,,.!!! Dimata kuliah Error Analysis saya juga bermasalah di akhir smester dengan pak budi, saya dulu pernah di panggil di kantor, tapi saya tak menemuinya, dan saya pernah menyelesaikan persentasi saya di saat KRS harus di tandatngani PA saya, tapi PA saya tak mau menandatangani KRS saya, karna nilai saya sama pak budi belum di keluarkan, dan saya harus persentasi dikantor, tapi alhamdulillah nilai saya dikeluarkan setelah siap persentasi oleh pak budi.

Memang terlalu sering saya bermasalah dengan pak budi, dari smester empat dan samapai sekarang saya smester enam. Sebenarnya pak budi orangnya tak tega’an, jika di temui dikantor dia selalu berbicara dengan lembut, dan sangat baik. Tapi saya selalu merasa kesal dengannya, ntah kenapa saya merasa selalu takut setiap kali dia mengajar dikelas semejak saya persentasi smester empat kemaren, saya selalu takut dengannya. Setiap pak budi masuk di kelas saya selalu merasa resah, takut dan merasa tak nyaman.


Pak budi orangnya sangat pintar dan begitu banyak pengalamannya di dunia pendidikan, terkadang dia hadir sebagai dosen dikelas dan kadang dia juga hadir sebagai Mario Teguh sang motivator yang hebat. Hanya saja ada beberapa hal yang membuat saya merasa kesal dan kesal dengan pak budi. Tapi saya begitu senang melihat pak budi yang begitu lembut sekali pada anak-anak, sampai dengan hari ini itu yang membuat saya begitu kagum dengan pak budi, karna kelembutannya pada anak-anak. GOOD LUCK SIR,....................!!! 

Sabtu, 27 Juni 2015

Kisah cinta Yang tak biasa


Kisah ini nyata, meskipun terlihat seperti kisah dalam novel-novel romansa islami dengan tokoh fiktif yang mendeskripsikan sosok ideal nan shalih dari seorang hamba Allah. Perempuan ini tampil dalam pentas kehidupan dengan membawa sesuatu yang berbeda dari kebanyakan kaum hawa. Ketika banyak dari mereka yang menentukan kriteria suami yang tampan, mapan dan pintar, ia lebih memilih pilihan Allah yang didapati melalui senandung doa istikharah yang senantiasa dipanjatkannya.
Dia dikenal dengan wajah manis dengan hias dua lesung pipitnya, kesantunan perangai yang menjadi keanggunannya, ghirah berdakwah yang mempesona dan kesederhanaan dalam kesehariannya. Oleh karena itu, tak sedikit laki-laki tertarik padanya. Ada yang hanya sekadar menyampaikan perasaan cintanya, mengajaknya pacaran, ta’aruf, dan juga melamar. Akan tetapi dari sekian banyak kisah dalam perjalanan cintanya, ada satu kisah yang akan saya tuliskan di sini. Kisah cinta yang tak biasa.
Suatu hari ketika ia menginjak tahun kedua diperkuliahannya, lagi-lagi untuk kesekian kalinya ada seorang pria yang mendatangi tempat perempuan itu (baca : kos-kosan). Pria itu menjadikan pemilik kos sebagai perantara agar dia bisa berkenalan dengan perempuan tersebut. Pria itu adalah seorang dosen di universitas swasta yang akan melanjutkan pendidikan beasiswa S3 di Australia. Cinta itu hadir karena tempat tinggal mereka yang berdekatan, sehingga ia merasa yakin untuk menyatakan cintanya dan memberanikan diri untuk mulai berkenalan dengan perempuan itu.
Awalnya, perempuan itu ragu ketika pemilik kos mengabarkan kepadanya bahwa ada seorang pria yang ingin berkenalan dengannya. Akan tetapi setelah ia mengetahui bahwa pria itu adalah seorang muslim yang rajin ke masjid sehingga terbayang adanya sosok keshalihan. Selain itu, pria tersebut adalah seorang dosen yang akan melanjutkan studi S3 di Australia sehingga terbayang adanya sosok kecerdasan, akhirnya, dia menerima tawaran itu dan memutuskan ingin berkenalan dengan pria yang berprofesi sebagai dosen tersebut.
Hari perkenalan pun tiba. Keduanya berkenalan dengan didampingi oleh pemilik kos. Mereka saling berkenalan satu sama lain sebagai sarana untuk memantapkan pilihan bagi si pria dan memantapkan ja waban bagi si perempuan. Pada perkenalan itu, ada tumbuh kemantapan hati dari si perempuan karena ternyata selain pintar dan shalih, pria itu juga tampan. Perkenalan itu dilanjutkan dengan saling tukar nomor HP. Kurang lebih, selama sebulan mereka melakukan proses perkenalan.

Sebulan kemudian, sang Pria meminta agar perempuan itu bisa menjawab lamarannya dalam waktu tiga hari dikarenakan pemberangkatannya menuju Australia sudah semakin dekat. Pria itu telah yakin akan pilihannya dan bersungguh-sungguh untuk menikahinya. Tampaknya si perempuan juga sudah memiliki jawaban. Dengan semua pertimbangan dan juga izin dari kedua orangtuanya, dia sudah mempunyai kecondongan untuk menerimanya. Menerima cinta pria tersebut untuk menikah dan membangun cinta bersama. Akan tetapi, perempuan itu tak lupa akan sabda sang Rasul yang diabadikan oleh Imam Bukhari tentang perintah shalat istikharah :
“Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah padaMu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku minta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya, Engkau Yang Maha Tahu sedangkan aku tidak mengetahui. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allaah jika engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, maka takdirkanlah (pria yang meminangku) untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allaah, jika Engkau mengetahui jika perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan dan akhir urursanku, maka palingkanlah ia dari ku dan palingkanlah aku darinya. Takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridho dengannya.”
Dia melibatkan Allaah dalam prosesnya. Ia gantungkan jawaban kepada-Nya. Berharap keberkahan dan keridhaan mengiringi rumah tangganya.
Hari itu tiba. Hari di mana ia harus menjawab lamaran pria itu untuk lanjut atau tidaknya proses menuju pernikahan. Pagi itu, Ia sudah memiliki jawaban yang akan disampaikannya pada malam hari, yakni untuk menerima lamarannya. Akan tetapi ia tidak menyangka bahwa pagi itu merupakan hari di mana Allaah benar-benar menunjukkan jawaban dari shalat istikharahnya. Ketika ia keluar rumah untuk mencari makan, tiba-tiba ia dikagetkan dengan sosok seorang pria yang berpenampilan kaos polos dan bercelana pendek. Pria itu tidak asing lagi bagi perempuan itu karena malam ini ia akan menerima pria tersebut sebagai suaminya. Ya, pria itu adalah dosen yang melamar perempuan itu. Akan tetapi, dalam sekejap keinginan untuk menerima lamaran pria itu hilang. Seketika pemandangan pagi itu membuatnya berubah pikiran. Ketertarikan ia akan kepintaran, keshalihan (yang sebelumnya ia bayangkan) dan ketampanan pria itu hilang seketika ketika ia melihat aurat pria itu di tempat umum. Pemandangan yang biasa diremehkan oleh kaum lelaki pada umumnya itu dijadikan tolak ukur baik atau tidaknya seorang muslim di mata perempuan itu.
Dan pada akhirnya, kisah ini diakhiri dengan penolakan. Meski demikian, bukan berarti manisnya cinta tidak bisa kita kecup dalam kisah ini. Manisnya cinta dalam kisah ini terukir ketika seorang hamba melibatkan Allah yang Maha Mecintai (dengan shalat istikharah) dalam proses perjalanan mencari cinta. Dan juga, manisnya cinta akan terasa ketika kecintaan seorang hamba kepada Allah dan syariat-Nya melebihi dari apapun yang ada di dunia ini. Perempuan itu telah merasakan manisnya cinta, ia menjadikan ketidakacuhan seorang pria terhadap auratnya menjadi tolak ukur baik buruknya seorang pria. Karena, pria yang baik tidak akan meremehkan syariat dan perintah Allah sekecil apapun itu.

OBSERVASI CINTA ISLAMI

RUBRIK CERPEN PEMBACA:
Suara adzan memecah lamunanku yang sedari tadi mengikat pikiran ini dengan begitu eratnya. "Astaghfirullah..." dan aku tersadar telah membuang waktuku sedari tadi hanya untuk memikirkan masalah ini, dan akhirnya aku langkahkan kaki ini menuju suara adzan tadi, mengambil air wudhu berharap dapat menghapus kebimbangan hati ini. Shaf sholat terlihat masih sepi, dengan penuh harap aku bermaksud mencurahkan segala kegundahan ini ke pada Sang Ilahi. Langkah ku terasa berat dan terus terbayang semua masalahku. Desakan dari kedua orangtua ku untuk segera menikah , tentang studi dan karir yang harus aku korbankan semua itu terasa cukup menyiksa batin dan pikiranku. Satu, dua...dan satu persatu shaf telah terisi, giliran suara iqomah pertanda sholat akan segera dimulai.
oooOOooo




Setelah cukup lama diguyur hujan, suasana sore ini masih terlihat mendung dan masih terlihat genangan genangan percikan air yang menjelma menjadi embun embun kecil yang seakan tak mau lepas dari dedaunan yang mengikatnya, Aku berjalan keluar dari masjid usai sholat dzuhur berjama’ah tadi, cukup lama menunggu hujan reda di dalam masjid dengan tilawatil qur’an oleh beberapa jama’ah ibu ibu.Rasanya saya menemukan kedamaian dalam setiap bacaan ayat ayat yang dilantunkan. Terlepas dari itu pandanganku tiba tiba tertuju pada sebuah pohon yang cukup lumayan besar dengan sebuah tempat duduk, aku bergegas menuju kesana, tepatnya berada di depan masjid tempatku sholat tadi hanya berjarak sekitar beberapa langkah saja. Aku menyandarkan tubuhku di bangku itu sesekali menghirup udara segar dari pohon pohon disekelilingku menikmati indahnya karunia dan ciptaanNya. Daun daun sisa tiupan angin hujan masih terlihat berserakan dibawah ku.
"Observasi cinta.....?", sebuah kata yang aku temukan tanpa sengaja di sebuah kertas kecil di bangku ini. Ya , sebuah bangku kecil tak jauh dari masjid tempatku tadi. Niat hati cuma iseng melihat kertas itu, dan akhirnya membuat rasa penasaranku juga.
"Observasi cinta ku......."
Seperti itulah kiranya kata dalam lembaran kecil kertas yang aku temukan tadi. Tulisan tangan yang rapi dan terlihat bagus ,itulah kesan pertama ku. Tapi ada yang membuat hatiku masih diambang rasa penasaranku."Tulisan siapakah ini? dan apa maksudnya?"
Aku sempat terpikir apakah ini tulisan akhi yang biasa duduk disini? atau kah hanya sebuah kertas kecil yang terbawa angin dan entah siapa yang menulisnya.
Haripun berganti, suasana ramadhan kali ini terasa berbeda, jauh dari orangtua jauh dari keluarga besar dan sahabat sahabat terdekat, dikota ini ditempat ini aku mencoba untuk mengukir suatu kenangan untuk hidupku, mencoba untuk melanjutkan studi yang sempat tertinggal.Kota yang tak terlalu besar namun cukup membuatku tak akan pernah menyesal pernah singgah dikota ini.
Hari ini seperti biasa jadwal ku padat sekali, semua deadline kerjaan kantor satu persatu sudah terselesaikan. Aku mencoba mencari kegiatan baru di sela waktuku. dan akhirnya akupun ikut acara rokhis disebuah pesantren.Awalnya sahabatku Arna yang mengajakku mengikuti acara ini,dan pikirku tak ada masalah juga untuk mengikutinya sekalian menambah ilmu agamaku yang kurasa masih terlalu kurang dari kesempurnaan.
oooOOooo
"New a message..." suara ringtone sms ku terdengar. Short message from usatdzah Aini
"assalamu'alaikum..
Mohon ma'af de'Hanna..hari ini saya sakit dan tidak bisa mengajar kelas rokhis nanti sore. Kiranya de'hanna bisa menggantikan saya. materinya tentang Adab menjaga pandangan seorang muslimah. syukron..
wassalamu'alaikum..
from : ustadzah_Aini"
Ternyata sebuah message dari ustadzah Aini yang tidak bisa hadir dalam acara rohis nanti sore.
"ini beneran? saya yang harus ngisi?" batinku setelah selesai membaca message itu.
"masyaAllah...aku belum persiapan materi sama sekali" kucoba membalas message tadi tapi urung kulakukan karena tak enak hati dengan ustadzah Aini.Dan akhirnya aku memutuskan menerima amanah itu.
Ustadzah Aini seorang wanita yang luar biasa menurut saya,Dia menjadi inspirasi dalam perjalananku memperdalam ilmu agama. Kami sudah sangat begitu akrab semenjak awal pertemuan kami 2bulan lalu.Arna yang mempertemukan kami. Banyak masalah hidupku aku curhatkan ke Umi, Panggilan khususku untuk ustadzah Aini. Beliau sudah seperti ibu ku sendiri, tepatnya ibu kedua ku disini. Beliau seorang pengasuh pondok pesantren tempat ku menimba ilmu di acara rohis. Walaupun intensitas tatap muka kami sangat jarang sekali, tapi komunikasi kami tetap berjalan. solusi solusi yang beliau berikan selalu berlandaskan agama dan saya menjadi lebih yakin menuntut ilmu kepada beliau.
oooOOooo
Dengan bermodal buku buku islami yang aku pinjam dari perpustakaan kampus, aku langsung bergegas menuju acara rohis sore itu. Tak pernah aku segugup kali ini, pengalaman agamaku yang masih dibilang belum ada apa apanya ini , sudah diamanahkan untuk mengisi acara keagamaan. Dari tadi pikiranku bercabang cabang tak tau entah kemana memikirkannya. Dan tiba tiba seorang anak kecil membuyarkan semua ke khawatiranku tadi. Dia menarik hijab lebarku dari belakang dengan lembutnya dan menengadahkan tangan mungilnya. Suasana bus sore itu terlihat sepi dengan lima orang penumpang, segera aku keluarkan lembar uang dari dompet, dan anak itupun langsung pergi dengan senyum yang mengembang.
akhirnya sampai juga ditempat acara disebuah masjid tak jauh dari tempat kost ku. sejalan dua langkah, tiga langkah aku baru tersadar dengan bawaan ku, "astaghfirullah....materi untuk acara rohisku?" aku terus mengecek isi tas ku dan tiba tiba dari arah belakang terdengar suara memanggilku, tapi aku tak begitu memperhatikannya karena masih sibuk membongkar bongkar isi tas.
''ukhty.....apakah ini yang kau cari" dia menyodorkan buku yang aku cari.
"alhamdulillah......terimakasih. aku tidak bisa lama ditempat ini, acara sudah akan mulai. terimakasih akhi" dengan tergesa gesa aku menghilang dari pandangannya. Entah siapa laki laki itu seorang malaikat yang Allah kirimkan kepadaku atau entahlah tapi aku sangat berterimakasih.
acarapun telah selesai dan itu tak seperti yang aku bayangkan semula, semua berjalan dengan lancar. dan aku mendapat pengalaman baru yang tak pernah aku lupakan.dengan langkah penuh semangat karena lega rasanya telah menyelesaikan amanah dari ustadzah aku menuju sebuah kursi. Dan aku buka lagi beberapa materi yang ada dibuku yang telah menolongku tadi, dan aku sempat teringat dengan laki laki itu. Lembar demi lembar aku coba untuk mengulang apa yang telah aku sampaikan tadi dan itu rasanya seperti bukan diriku tadi.tiba tiba aku menemukan sebuah kertas surat didalam buku ini.
"ma'af ukhty.....aku lancang menulis surat ini dibuku ukhty...namaku ilyas, buku ukhty terjatuh didalam bus tadi, alangkah baiknya jika ukhty lebih tidak teledor menaruh barang barang penting apalagi buku ini berisi tentang hadist dan ayat ayat alqur'an sebaiknya engkau jaga denagn baik., buku ini hampir terinjak oleh penumpang bis lainnya"
sebuah surat pendek yang ternyata dari laki laki yang tadi. aku sempat lupa dengannya, dan karena terburu buru akupun belum sempat memandang wajahnya, yang aku lihat hanya tubuhnya yang tinggi berpakaian rapi lengkap dengan jas almameter yang ia kenakan.
"namanya ilyas...." siapa dia aku sangat berterimakasih.
oooOOooo
Suatu hari detengah kesibukan ku mengisi sebuah seminar keagamaan dikampus tempatku menimba ilmu , aku tanpa sengaja bertemu dengan Ilyas. Laki laki yang dulu telah berjasa kepadaku. Dia yang menyapaku terlebih dahulu. Aku sempat tak mengenalinya setelah kejadian itu aku benar benar lupa karena akupun tak sempat memandangnya kala itu.
“ukhty….apa kabar?” begitu seraya dia menyapaku.
“Bukankah ukhty yang waktu itu bukunya tertinggal di bus? ….” Dengan nada yang cukup penasaran dia mencoba coba untuk mengingatkanku.
“aku Ilyas..ukhty…, buku ukhty yang tertinggal di bus kan? Kalau tidak salah judulnya itu ..hmmm..cara menjaga pandangan? benarkah”
“syukron mas Ilyas..kemarin saya belum sempat berterimakasih sama mas ilyas” Jawabku merasa bersalah juga berhutang budi kepadanya kala itu.
Berawal dari pertemuan itu aku baru tau kalau Ilyas adalah seorang mahasiswa semester akhir kala itu yang sedang menyelesaikan skripsinya. Dia mengambil jurusan hukum internasional disebuah universitas di kota ini. Walaupun dia mengambil fakultas hukum namun kepribadiannya tak lepas dari nilai nilai agama, itu yang membuatku salut, seorang laki laki yang penuh tanggung jawab terlihat jelas dari sikap dan tutur katanya. Tapi semua itu aku tepis karena pertemuanku dengan Ilyas juga bisa dibilang terlalu singkat dan tidak tau kapan kita akan bertemu lagi.
Satu minggu setelah pertemuan kami di acara seminar, aku mendapat sebuah surat , Surat yang bertuliskan namaku dipojok kanan atas, tulisan tangan yang begitu rapi dan seperti tidak asing bagiku.
“Assalamu’alaikum …d’Hanna…
Ma’afkan saya lancang menulis surat ini , sejak awal pertemuan kita , aku sangat kagum kepadamu, engkau adalah wanita yang sempurna , aku mengagumi akhlaq mu karena Allah.
Bismillahirrohmanirrohim….dengan kesungguhan hatiku ijinkan aku untuk meminangmu han, seminggu setelah surat ini aku akan membawa kedua orangtuaku menemui keluarga mu untuk menentukan tanggal akad kita.
ILYAS.
Air mataku jatuh seketika membaca surat itu, aku langsung bersujud syukur kepada sang ilahi, pertemuan yang begitu singkat dan tanpa disengaja itulah ternyata takdir cintaku yang Allah hadirkan dengan cara yang begitu indah. Dari sebuah sobekan kertas yang tak sengaja aku temukan dan ternyata tulisan itu adalah tulisan mas Ilyas, dan juga pertemuan diseminar yang kamipun tak sengaja bertemu, Allah lah yang mempertemukan kami. Semua masalah kebimbangan hatiku terjawab sudah , doa doaku disetiap sujud malamku Allah balas dengan luar biasa. Kini aku tau bahwa takdir yang Allah tuliskan itu sudah Allah rancang begitu rapi dan begitu indah untuk hambanya.
Dan akhirnya aku bisa membuktikan kepada kedua orangtuaku bahwa study dan karir ku tak menjadi penghalang jodohku, Menjadi wanita muslimah yang berpendidikan tinggi serta berkarir dan tetap memegang prinsip prinsip syariat dalam agama justru membawaku dalam dunia luar yang menuntunku untuk berubah menjadi seorang muslimah yang lebih baik, pertemuanku dengan ustadzah Aini salah satunya, yang telah membuka jendela pandangku tentang ajaran islam, banyak yang aku petik dari setiap masalahku, Kini aku bahagia dengan hidupku , membuka lembaran baru dengan suami ku mas Ilyas.

Minggu, 31 Mei 2015

Mr. Kurniawan Yang RamAh

Mr. Kurnaiwan is a English lecture in University of Lancang Kuning. He a popular lecture, and a very popular in University of Lancang Kuning. You need to know that Mr. Kurniawan is handsome, tall has a black hair and friendly.


In the class Mr. Kurniawan is good lecture, and he is always greeting when meeting with students on campus or off campus. Iam happy has lecture like Mr. Kurniwan, because he is handsomen and very good. Mr. Kurniawan a  successful.

His life the other lecture is also very good. when chatting lecture in the office, he become a humrous person. When the talk, you will certainly hear them laughing after Mr. Kurniawan stards to give to a joke. Mr. Kurniawan is smart and perfect lecture.

Mr. Kurniawan a person perfect a lecture in University of lancang kuning, because he is very good, handsome, and simple. I am like the lecture is like him. Mr. Kurniawan is my PA, I am happy have lecture very handsome like Mr. kurniawan, Mr. kurniawan not arrogant, always greeted me in campus.